Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Sering orang saling
membenci hanya dikarenakan pemikiran yang berbeda padahal hal
tersebut bisa di sebabkan banyak hal seperti perbedaan guru ,sudut
pandang dan sumber belajar. “Belajarlah jangan hanya dengan satu
guru agar hati kita bisa terbuka dan mau menerima kebenaran”,
setuju dengan kutipan kata tadi. Berbeda guru bukan berarti harus
saling membenci tapi justru semakin membuka wawasan dan melebarkan
cara pikir kita yang tadinya sempit dan terkungkung dengan penalaran
pribadi semata.
Beda guru atau sumber
belajar juga sering membuat orang membuat sekat dan kelompok-kelompok
sendiri dan membuat sebuah identitas nama dan simbol untuk
mengarahkan orang-orang pada suatu peikiran dan cara pandang. Namun
sayangnya ketika hal itu justru membuat suatu tembok dan perbedaan
yang seolah-olah telah terciptanya sutau kelompok yang merasa dirinya
paling benar dan yang lain salah dan harus di luruskan.
Dalam suatu pemikiran
yang berbeda bukanlah berarti salah satu salah dan yang lain benar
karena bisa jadi keduanya benar atau bahkan keduanya salah. Kesalah
pahaman dalam menyerap suatu pemikiran juga menimbulkan terjadinya
cacat dan salah kaprah dalam menafsirkan sudut pandang. Hal ini
berbahaya karena akan semakin menutupi lubang cahaya menuju sumber
terang kebenaran yang sesungguhnya.
Perdebatan sering kali
dijadikan suatu jalan untuk menemukan titik terang dalam suatu rangka
untuk menemukan sumber “cahaya”. Namun tidak dipungkiri justru
hal tersebut semakin memperdalam jurang perbedaan ketika perdebatan
sudah di gandulu dengan nafsu akan kemenangan. Jadi tujuan berdebat
itu untuk menemukan jarum dan benang penyatu atau untuk menentukan
siapa yang menang dan siapa yang kalah?
“Kebenaran itu
adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang ragu.” (QS. Al Baqarah : 147)
Sesungguhnya kebenaran
hanya milik Allah swt, Allah lah yang maha benar jadi tidak
selayaknya kita sebagai makhluk yang berperan menjadi tokoh penuh
kekurangan menganggap diri kita paling benar. Mari berbicara dan
berfikir dengan otak yang dingin dan hati yang tenang, buka keduanya
dan satukan dalam rangka mencari kebenaran. Niatkan tujuan untuk
mencari jalan keluar bukan siapa yang tertawa dan siapa yang
tertunduk. semoga Allah senantiasa membuka mata hati kita untuk
menerima kebenaran dan melindungi kita dari kesesatan.
“Sesungguhnya
amal-amal perbuatan tergantung niatnya, dan bagi tiap orang apa yang
diniatinya. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka
hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya untuk
meraih kesenangan dunia atau menikahi wanita, maka hijrahnya adalah
kepada apa yang ia hijrahi.” (HR. Bukhari)
Namun jika dipikir lagi
sebenarnya tidak semua hal yang berbeda itu buruk dan harus di
samakan. Berbedaan adalah ciri dari bagian penyempurna yang harus
ditemukan dan disatukan seperti halnya bagian puzzle pemandangan yang
berbeda namun berfungsi sebagai bagian lainnya dari sebuah teka-teki
akan keindahan yang dapat dinikmati setelah semua bagian lengkap.
Perbeda itu indah jika saling memahami Karena saling memahami adalah
tanda persatuan. Jadi jangan sampai perbedaan membuat kita saling
membenci :)
“Hai orang-orang
yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan
pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!.”
(QS. An Nisa’ : 71)
Walau begitu bukan
bararti kita bisa seenaknya membuat berbedaan apa lagi jika perbedaan
itu mengada-ada dan bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah.
“Barangsiapa
menimbulkan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kita yang bukan
dari ajarannya maka tertolak.” (HR. Bukhari)
Tulisan diatas
hanyalah sebagian dari proses dan usaha saya dalam rangka belajar
menulis jadi tidak harus diterima tapi juga tidak harus ditolak
(hehe..). Mohon maaf jika ada pemikiran yang salah dan tidak sesuai.
Jika pada akhirnya pujian membuat kita lalai dan berhenti dalam
perjuangan perbaikan maka alangkah lebih baik mendapat kritikan jika
kritikan justru membuat kita selalu merasa belum apa-apa yang
kemudian membuat kita terus belajar, belajar dan memperbaiki diri.
Oleh sebab itu silahkan tinggalkan kritik dan saran di komentar :) .
Semoga Allah senantiasa menjaga kita dan menunjukan jalan yang lurus
.
“Tunjukilah kami
jalan yang lurus,” (QS. Al Fatihah : 6)
Wallahua’lam.
- Sumber gambar : http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Quran
bagus akh tingkatkan
BalasHapusWah keren2 udah banyak peningkatan! :D
BalasHapusSedikit catatan aja nih.
Pertama, masih ada beberapa kalimat yang sumbang. seolah2 seperti kalimat yang belum selesai. Itu terletak di paragraf kedua, sebaiknya kata "ketika" dihilangkan agar kalimatnya utuh.
Kedua tentang konjugasi. Mungkin dapat lebih diperhatikan. Karena itu pun dapat memengaruhi makna.
Dan yang ketiga,
"Perdebatan sering kali dijadikan suatu jalan untuk menemukan titik terang dalam suatu rangka untuk menemukan sumber “cahaya”."
kata "perdebatan" rasa2nya kurang pas. Berdebat sendiri artinya bertukar pikiran ttg suatu hal dng saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat. Nah jelas dalam hal ini dari masing2 pihak akan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan argumen masing2. Mungkin lebih tepat diskusi.. meskipun dalam suatu diskusi tidak harus menghasilkan suatu kesepakatan. Tapi lewat jalan inilah kita berusaha untuk memahami satu sama lain. Lewal jalan ini juga agaknya kita bisa legowo mengakui suatu kebenaran lawan diskusi dengan argumen2nya yang kuat.
itu pendapatku.. :D
semangat terus! ^_^