Rabu, 31 Juli 2013

Beda pemikiran ?


Bismillaahirrahmaanirrahiim... 
 
Sering orang saling membenci hanya dikarenakan pemikiran yang berbeda padahal hal tersebut bisa di sebabkan banyak hal seperti perbedaan guru ,sudut pandang dan sumber belajar. “Belajarlah jangan hanya dengan satu guru agar hati kita bisa terbuka dan mau menerima kebenaran”, setuju dengan kutipan kata tadi. Berbeda guru bukan berarti harus saling membenci tapi justru semakin membuka wawasan dan melebarkan cara pikir kita yang tadinya sempit dan terkungkung dengan penalaran pribadi semata.

Beda guru atau sumber belajar juga sering membuat orang membuat sekat dan kelompok-kelompok sendiri dan membuat sebuah identitas nama dan simbol untuk mengarahkan orang-orang pada suatu peikiran dan cara pandang. Namun sayangnya ketika hal itu justru membuat suatu tembok dan perbedaan yang seolah-olah telah terciptanya sutau kelompok yang merasa dirinya paling benar dan yang lain salah dan harus di luruskan. 

Dalam suatu pemikiran yang berbeda bukanlah berarti salah satu salah dan yang lain benar karena bisa jadi keduanya benar atau bahkan keduanya salah. Kesalah pahaman dalam menyerap suatu pemikiran juga menimbulkan terjadinya cacat dan salah kaprah dalam menafsirkan sudut pandang. Hal ini berbahaya karena akan semakin menutupi lubang cahaya menuju sumber terang kebenaran yang sesungguhnya. 

Perdebatan sering kali dijadikan suatu jalan untuk menemukan titik terang dalam suatu rangka untuk menemukan sumber “cahaya”. Namun tidak dipungkiri justru hal tersebut semakin memperdalam jurang perbedaan ketika perdebatan sudah di gandulu dengan nafsu akan kemenangan. Jadi tujuan berdebat itu untuk menemukan jarum dan benang penyatu atau untuk menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah? 

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. Al Baqarah : 147) 

Sesungguhnya kebenaran hanya milik Allah swt, Allah lah yang maha benar jadi tidak selayaknya kita sebagai makhluk yang berperan menjadi tokoh penuh kekurangan menganggap diri kita paling benar. Mari berbicara dan berfikir dengan otak yang dingin dan hati yang tenang, buka keduanya dan satukan dalam rangka mencari kebenaran. Niatkan tujuan untuk mencari jalan keluar bukan siapa yang tertawa dan siapa yang tertunduk. semoga Allah senantiasa membuka mata hati kita untuk menerima kebenaran dan melindungi kita dari kesesatan. 

Sesungguhnya amal-amal perbuatan tergantung niatnya, dan bagi tiap orang apa yang diniatinya. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya untuk meraih kesenangan dunia atau menikahi wanita, maka hijrahnya adalah kepada apa yang ia hijrahi.” (HR. Bukhari) 

Namun jika dipikir lagi sebenarnya tidak semua hal yang berbeda itu buruk dan harus di samakan. Berbedaan adalah ciri dari bagian penyempurna yang harus ditemukan dan disatukan seperti halnya bagian puzzle pemandangan yang berbeda namun berfungsi sebagai bagian lainnya dari sebuah teka-teki akan keindahan yang dapat dinikmati setelah semua bagian lengkap. Perbeda itu indah jika saling memahami Karena saling memahami adalah tanda persatuan. Jadi jangan sampai perbedaan membuat kita saling membenci :) 

Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!.” (QS. An Nisa’ : 71) 

Walau begitu bukan bararti kita bisa seenaknya membuat berbedaan apa lagi jika perbedaan itu mengada-ada dan bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah. 

Barangsiapa menimbulkan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kita yang bukan dari ajarannya maka tertolak.” (HR. Bukhari) 

Tulisan diatas hanyalah sebagian dari proses dan usaha saya dalam rangka belajar menulis jadi tidak harus diterima tapi juga tidak harus ditolak (hehe..). Mohon maaf jika ada pemikiran yang salah dan tidak sesuai. Jika pada akhirnya pujian membuat kita lalai dan berhenti dalam perjuangan perbaikan maka alangkah lebih baik mendapat kritikan jika kritikan justru membuat kita selalu merasa belum apa-apa yang kemudian membuat kita terus belajar, belajar dan memperbaiki diri. Oleh sebab itu silahkan tinggalkan kritik dan saran di komentar :) . Semoga Allah senantiasa menjaga kita dan menunjukan jalan yang lurus . 

Tunjukilah kami jalan yang lurus,” (QS. Al Fatihah : 6)

Wallahua’lam. 

- Sumber gambar : http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Quran

2 komentar:

  1. Wah keren2 udah banyak peningkatan! :D

    Sedikit catatan aja nih.
    Pertama, masih ada beberapa kalimat yang sumbang. seolah2 seperti kalimat yang belum selesai. Itu terletak di paragraf kedua, sebaiknya kata "ketika" dihilangkan agar kalimatnya utuh.
    Kedua tentang konjugasi. Mungkin dapat lebih diperhatikan. Karena itu pun dapat memengaruhi makna.

    Dan yang ketiga,
    "Perdebatan sering kali dijadikan suatu jalan untuk menemukan titik terang dalam suatu rangka untuk menemukan sumber “cahaya”."

    kata "perdebatan" rasa2nya kurang pas. Berdebat sendiri artinya bertukar pikiran ttg suatu hal dng saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat. Nah jelas dalam hal ini dari masing2 pihak akan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan argumen masing2. Mungkin lebih tepat diskusi.. meskipun dalam suatu diskusi tidak harus menghasilkan suatu kesepakatan. Tapi lewat jalan inilah kita berusaha untuk memahami satu sama lain. Lewal jalan ini juga agaknya kita bisa legowo mengakui suatu kebenaran lawan diskusi dengan argumen2nya yang kuat.

    itu pendapatku.. :D
    semangat terus! ^_^

    BalasHapus